20 Okt 2011

Tuhan Hilang




Di suatu daerah perumahan di pinggir kota, tinggallah dua orang kakak

beradik, umur 8 dan 10 tahun.

Kedua anak itu terkenal dengan kenakalannya yang luar biasa. Kalau ada

sesuatu yang tidak beres terjadi di lingkungan tersebut,pastilah karena ulah

mereka. Orang tua kedua anak ini betul-betul sudah kewalahan dan tidak

sanggup lagi menangani mereka. Ketika mendengar ada seorang pendeta yang

sering menangani kasus anak nakal, maka ibu ini segera berembuk dengan

suaminya supaya pendeta itu berbicara dengan kedua anak mereka. Suaminya

langsung saja setuju dan berkata,

“Cepat lakukan sebelum aku membunuh anak-anak bejat itu!”

Ibu itu segera pergi kepada pendeta dan menyatakan niatnya. Pak Pendeta

setuju, tapi minta supaya ia bisa berbicara terlebih dahulu dengan anak

yang berumur 8 tahun sendirian. Maka dikirimlah anak itu kepada pak

Pendeta.

Bertemulah mereka, pak Pendeta duduk di belakang meja yang sangat besar

dan berhadapan dengan anak nakal itu. Selama 5 menit pertama mereka

hanya duduk berhadapan dan saling menatap satu dengan yang lain. Tapi

akhirnya, pendeta menunjuk dengan jari telunjuknya persis ke muka anak

itu, dan bertanya: “Di mana Tuhan?”

Anak itu melihat ke bawah meja, ke sudut ruangan, dan ke seluruh penjuru

tempat, tetapi dengan diam seribu kata.

Sekali lagi dengan suara keras pendeta menunjuk ke arah anak itu dan

bertanya: “Di mana Tuhan?”

Lagi-lagi anak itu mencoba melihat ke seluruh ruangan dan tetap tidak

berbicara apa-apa. Untuk ke tiga kalinya, dengan suara yang lebih keras

dan tajam, pendeta menunjuk jari telunjuknya tepat di depan hidung anak

itu, dan bertanya: “Di mana Tuhan?”

Anak itu menjadi panik, lalu lari tunggang langgang pulang ke rumah.

Ketika bertemu dengan kakaknya, ia cepat-cepat menarik kakaknya ke ruang

atas, di tempat dimana mereka biasa merencanakan akal busuk mereka.

Akhirnya anak itu berkata: “Wah, celaka, Kak, kita ada dalam masalah

besar!”

Kakaknya bertanya: “Apa maksudmu kita ada dalam masalah besar?”

Anak itu menjawab: “Kayaknya Tuhan hilang, dan mereka pikir kitalah yang

mencurinya…!”

Photobucket

0 comments:

Posting Komentar